Senin, 20 Juli 2020

Asuhan pada Klien yang menghadapi Krisis, Kehilangan dan Kematian”.

KATA PENGANTAR

 

Alhamdulillah, Puji Syukur kita panjatkan  atas kehadirat ALLAH SWT., yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Asuhan pada Klien yang menghadapi Krisis, Kehilangan dan Kematian”.

Makalah ini saya susun dengan tujuan untukk membuat para pembaca (mahasiswa(i)) khususnya saya pribadi dan teman-teman lainnya untuk lebih bersemangat dalam belajar serta mengetahui apa-apa saja yang terdapat didalam makalah ini.

Maka dari itu, demi perhatian dan perbaikan makalah saya ini, segala saran, kritik, dan masukan dari teman-teman untuk membangun makalah ini, syaa senantiasa terima dengan lapang hati yang peduli dengan makalah saya ini. Bila ada kekurangan harap maklumi.

 

 

 

Maros , 21 juli 2020

                                                                                                                  

                                                                                                                      Penyusun

 

 

DAFTAR ISI

Halaman

Sampul ………………………………………………………………...

Kata Pengantar …………………………………………………….....

Daftar Isi ……………………………………………………………....

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….....

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………....

1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………….......

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………...

2.1 Mendampingi pasien Krisis …….………………………………......

A. Pengertian pasien Krisis ……………………………………............

B. Karakteristik situai Krisis …………………………………...............

2.2 Pengertian Hampir Meninggal …………...………………………....

2.3 Karakteristik dari Near Missed …………………………………......

2.4 Pengertian Kehilangan ………………………………………….......

2.5 Pengertian Kematian dan Post Mortem …………………………......

A. Pengertian Kematian ………………………………………................

B. Pengertian Post Mortem ……………………………………...............

2.6 Peran Bidan pada kasus Near Missed …………………………….....

2.7 Mendampingi Pasien yang hampir Meninggal ………………….......

2.8 Merawat Jenazah dan Post Mortem ……………………………….....

BAB III PENUTUP ……………………………………………………..

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………......

3.2 Saran …………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………....

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter), pasien yang memperoleh pelayanan tinggal atau dirawat (rawat inap) pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu. Pasien ada berbagai macam kondisinya, ada yang tidak gawat darurat (non emergency) dan ada juga pasien dalam keadaan gawat darurat (emergency). Namun, untuk pemeriksaan suatu kondisi pasien dapat dilakukan dengan memeriksa keadaan umum pasien, misalnya dari ekspresi wajah, sikap badan, cara berbicara, dan gaya berjalan pasien.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Pasien Kritis dan bagaimana karakteristik Pasien Krisis?

2. Jelaskan pengertian Hampir Meninggal (Near Missed) ?

3. Jelaskan Karakteristik dari Near Missed ?

4. Jelaskan pengertian dari Kehilangan ?

5. Jelaskan pengertian dari Kematian dan Post Mortem ?

6. Apa saja peran Bidan pada kasus Near Missed ?

7. Bagaimana cara Mendampingi Pasien yang Hampir Meninggal (Sakaratul Maut) ?

8. Bagaimanakah cara merawat Jenazah dan Post Mortem ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Untuk memberikan pengetahuan seputar dari materi yang ada dalam makalah ini agar si pembaca memahami serta mengetahui dari isi perihal materi ini.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mendampingi Pasien Krisis

A. Pengertian Pasien Krisis

Definisi pasien krisis adalah perubahan dalm proses yang mengindikasikan hasilnya sembuh atau mati, sedangkan dalam bahasa yunani artinya berubah atau berpisah. 

Definisi: pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.

B. Karakterisistik Situasi Krisis

1.   Krisis maturasi /krisis perkembangan 

• Dipicu  oleh stresson normal dalam proses perkembangan

• Terjadi pada masa transisi proses perkembangan dan pertumbuhan. Setiap tahap perkembangan tergnatung pada tahap sebelumnya, setiap tahap perkembangan merupakan tahap krisis bila tidak difasilitasi untuk dapat menyelesaikan tugas perkembangan.

• Misalnya : masuk sekolah,pubertas, menikah, meninggalkan rumah, menjadi orangtua, pensiun dan lain-lain.

2. Krisis situasional

• Merupakan respon terhadap peristiwa traumatik yang tiba-tiba dan tidak dapat dihindari yang mempunyai perngaruh besar terhadap peran dan identitas seseorang

• Cenderung mengikuti proses kehilangan, seperti kehilangan pekerjaan, penyakit terminal (berbahaya), kehamilan/kelahiran yang tidak diinginkan. Respon yang biasa muncul terhadap kehilangan adalah depresi

• Kesulitan dalam beradaptasi dengan krisis situasional ini berhubungan dengan kondisi dimana seseorang sedang berjuang menyelesaikan krisis perkembangan.

3. Krisis sosial

• Yaitu krisis yang terjadi diluar kemampuan manusia. Adanya situasi yang diakibatkan kehilangan multiple dan perubahan lingkungan yang luas. Contoh : terorisme, kebakaran. Gempa bumi, banjir, dan lain-lain.

• Adapun tahap-tahap perkembangan krisis :

• Kecemasan berubah menjadi kondisi panik, menurunnya fungsi kognitif, emosi lanil, perilaku yang memfleksikan pola pikir psikotik.

Dampak sakit yang ditimbulkan dari sakit terminal/sakit keadaan krisis :

Gangguan psikolog

Gangguan somatis

Gangguan seksual

Gangguan sosial

Gangguan dalam bidang pekerjaan

1.asuhan pada pasien hampir meninggal yaitu pasien hampir meninggal

2.2 Pengertian Hampir Meninggal 

Near miss juga dikenal dengan berbagai nama seperti incident, close shaves, close calls, near hits, dsb. Bagi banyak organisasi, istilah near miss tidak hanya disalahpahami, tetapi juga diremehkan berkaitan dengan potensi untuk menjadi kemungkinan cedera di tempat kerja. 

Beberapa ahli menyebutkan berbagai macam pengertian tentang near miss, diantaranya near miss incident itu adalah :

Ø "Kejadian yang tidak diinginkan, dalam keadaan yang sedikit berbeda, bisa mengakibatkan bahaya cedera pada manusia, kerusakan properti, atau kerugian sumber daya yang tidak diinginkan. " (ASSE)

Ø Suatu incident yang tidak menyebabkan cidera, penyakit, atau kematian (OHSAS 18001)

Jadi, “Near Miss” adalah sebuah kejadian tak terduga/tak terencana (unplanned event) yang tidak menghasilkan kerusakan atau cedera tapi memiliki potensi untuk mengarah kesana. Umumnya kejadian ini murni karena kesalahan manusia atau Human Error. Bahasa lain menyebutnya dengan “Close Call” dan juga “Near Collision”. Definisi lain dari Near Missed (Nyaris Mati) dapat dijelaskan sebagai keadaan dimana pasien mengalami gangguan fungsi organ apabila tidak mendapatkan perawatan intensif dapat menyebabkan kematian.

4.

2.3 Karakteristik dari Near Missed

1. Tidak bisa bergerak

2. Reflek hilang

3. Nadi naik kemudian turun

4. mengorok/nafas terdengar kasar

5. Penurunan TD

2.

2.4 Pengertian Kehilangan

Kehilangan  adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terjadi erubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan. Setiap individu akan bereaksi jika mengalami kehilangan. Kehilangan dapat berupa kehilangan yang nyata atau kehilangan yang dirasakan..Kehilangan yang nyata  merupakan kehilangan terhadap orang atau obyek yang tidak dapat lagi dirasakan, misalnya kehilangan anggota tubuh anak. Kehilangan yang dirasakan merupakan kehilangan yang sifatnya unik berdasarkan individu yang mengalami kedukaan, misalnya kehilangan harga diri atau rasa percaya diri.

3.

2.5 Pengertian Kematian dan Post Mortem

A. Pengertian Kematian

menurut ilmu kedokteran, manusia memiliki dua dimensi, yaitu sebagai individu dan sebagai kumpulan dari berbagai macam sel. Oleh karena itu, kematian manusia juga dapat dilihat dari kedua dimensi tersebut, dengan catatan bahwa kematian sel (celluler death) akibat ketiadaan oksigen baru akan terjadi setelah kematian manusia sebagai individu (somatic death)., maka definisi mati atau kematian dalam ilmu kedokteran ialah hilangnya secara permanen semua tanda-tanda kehidupan pada setiap waktu setelah kelahiran hidup, yakni lenyapnya fungsi- fungsi hidup sesudah dilahirkan, tanpa kemungkinan resusitasi.

Adapun tanda-tanda kehidupan yang dimaksud dalam definisi tersebut ialah tanda kehidupan manusia sejak pertama kali dikeluarkan secara sempurna oleh ibunya, yaitu: jantung berbunyi, tali pusat berdenyut, atau otot serat lintang nyata bergerak. Selain pengertian tersebut, para ahli berpendapat bahwa hidup didefinisikan sebagai berfungsinya berbagai organ vital, yakni paru-paru, jantung dan otak sebagai satu kesatuan yang utuh, yang ditandai oleh adanya konsumsi oksigen.

Dengan definisi tanda-tanda kehidupan tersebut, maka definisi mati atau kematian dapat diperjelas lagi menjadi berhentinya secara permanen fungsi berbagai organ vital (jantung, paru-paru dan otak) sebagai satu kesatuan yang utuh yang ditandai oleh berhentinya konsumsi oksigen.

Selain kematian individu dan kematian sel, ada juga istilah kematian yang perlu dipahami, yaitu mati suri (apparent death). Adapun pengertian yang sebenarnya dari mati suri adalah suatu keadaan di mana proses vital turun ke tingkat yang paling minimal untuk mempertahankan kehidupan, sehingga tanda-tanda kliniknya tampak seperti sudah mati. Keadaan seperti  ini sering ditemukan pada orang yang mengalami acute heart failure, tenggelam, kedinginan, anestesi yang terlalu dalam, sengatan listrik atau sambaran petir. Jadi, mati suri bukanlah mati yang sebenarnya, karena alatalat vitalnya tidak berhenti secara permanen, hanya turun pada tingkat yang paling rendah. Sehingga, masih dimungkinkan untuk hidup kembali.

Dari beberapa keterangan di atas dapat disimpulkan, bahwasannya kematian adalah keadaan seseorang yang keseluruhan alat-alat vitalnya (jantung, paru-paru dan otak) telang hilang atau berhenti secara permanen. Sehingga, apabila alat-alat vital tersebut telah berhenti, maka seluruh organ atau sel dalam tubuh akan turut berhenti dan mengakibatkan jasad seseorang tidak bisa bekerja sebagaimana biasa yang akhirnya mengalami kematian

Dalam ilmu thanatologi, dikenal dua macam kematian, yakni kematian biologis dan kematian klinis. Kematian biologis adalah kematian seseorang yang benar-benar nyata, di mana tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan secara nyata. Sedangkan kematian klinis adalah kematian seseorang yang hanya bersifat sementara, karena keadaan tubuhnya hanya berada pada tingkat yang paling minimal untuk mempertahankan kehidupan, sehingga tanda-tanda kliniknya tampak seperti sudah mati, yang juga disebut dengan mati suri.

 

B. Pengertian Post Mortem

· Post mortem adalah meninggal/setelah kematian.

· Perubahan-perubahan yang timbul setelah kematian dinamakan post mortem.

· Perubahan-perubahan post mortem  ini juga dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Diantaranya, suhu sekitar, suhu tubuh pada saat terjadi kematian dan adanya infeksi umum.

2.6 Peran Bidan pada kasus Near Missed

Peran bidan dalam menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu yaitu membantu ibu merencanakan kehamilan yang sehat, mendampingi ibu selama proses kehamilan, menolong ibu dalam proses persalinan, asuhan pasca persalinan dan pelayanan keluarga berencana.

Dalam merencanakan kehamilan, bidan dapat melakukan upaya promotif dan preventif dengan memberikan penyuluhan kepada para remaja dan calon pengantin tentang reproduksi sehat dan usia yang baik untuk hamil. Selama proses kehamilan bidan mendampingi ibu baik itu kehamilan normal maupun kehamilan dengan risiko sehingga dapat dilakukan pendeteksian dini, melakukan kunjungan rumah untuk sosialisasi.

pentingnya pemeriksaan kehamilan, memotivasi ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin yaitu minimal empat kali selama kehamilannya, dan pengenalan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.

Bidan juga menolong ibu dalam proses persalinan normal dan segera melakukan rujukan untuk kasus yang tidak sesuai kewenangannya. Selain itu, bidan memberikan asuhan setelah persalinan meliputi pengenalan tanda-tanda bahaya masa setelah persalinan dan pemulihan kesehatan. Dan pelayanan keluarga berencana yang meliputi pemberian informasi dan pemasangan alat kontrasepsi yang berkaitan dengan pengaturan kehamilan dan kelahiran  sehingga tidak membahayakan ibu.

 

2.7 Mendampingi Pasien yang Hampir Meninggal

Sikap Orang Yang Merawat (Bidan/Perawat): 

Ketika tenaga kesehatan tahu bahwa sudah mulai muncul tanda-tanda maut pada klien,ada beberapa sikap yang harusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sikap tenaga kesehatan seharusnya:

• Tidak meramalkan (menjelaskan kepada keluarga) tentang lamanya sakaratul maut.  

• Menguatkan hati keluarga pasien. 

• Menjelaskan kepada keluarga tentang perubahan-perubahan yang terjadi.

• Menyiapkan alat/catatan untuk menulis pesan  atau amanat, dan lain-lain.

• Memisahkan pasien dengan pasien lain

• Mengijinkan keluarga untuk mendampingi, pasien tidak boleh ditinggalkan sendiri

• Membersihkan pasien dari keringat (pasien harus selalu bersih)

• Mengusahakan lingkungan tenang, berbicara dengan suara lembut dan penuh perhatian dan tidak tertawa-tawa atau bergurau disekitar pasien

• Membasahi bibir pasien dengan kassa lembab bila tampak kering, menggunakan pinset

• Membantu melayani dalam upacara keagamaan

• Mengobservasi tanda-tanda kehidupan (vital sign) terus menerus

• Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan dengan handuk bersih

2.8 Merawat Jenazah dan Post Mortem

Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi kekamar jenazah dan melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien.

a. Indikasi : perawatan jenazah dimulai setelah dokter menyatakan kematian pasien, jika pasien meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat kriminalitas, perawatan jenazah dilakukan setelah pemeriksaan medis lengkap melalui otopsi.

b. Peralatan dan perlengkapan :

a) Kassa atau perban

b) Sarung tangan

c) Penganjal dagu

d) pads

e) Kapas

f) Plastik jenazah atau pembungkus jenazah

g) 3 kabel terindifikasi

h) Plester penahan untuk menutupi luka atau pungsi

i) Tas plastik untuk tempat barang-barang klien

j) Air dalam baskom

k) Sabun

l) Handuk

m) Selimut mandi

n) Kain kafan

o) Daftar barang berharga

p) Peniti

q) Sisir

r) Baju bersih

s) Peralatan ganti balut jika perlu

t) Celemek

u) Bengkok

v) Tempat pakaian kotor atau ember

w) waslap

c. Pelaksanaan

1) Memberitahu keluarga bahwa jenazah akan dibersihkan

2) Menyiapkan alat dan mendekatkan ke jenazah

3) Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih

4) Memakai celemek dan menggunakan sarung tangan (bila perlu)

5) Atur lingkungan sekitar tempat tidur. Bila kematian terjadi pada unit multi bed, jaga privacy pasien yang lain, tutup pintu koridor

6) Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur dalam posisi datar

7) Tempatkan tubuh dalam posisi supinasi

8) Tutup mata, dapat menggunakan kapas yang secara perlahan ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika mata tidak tertutup

9) Lurukan badan, dengan lengan diletakkan menyilang tubuh pada pergelangan tangan dan menyilang abdomen. Pada beberapa RS kadang lengan disisi, telapak tangan mengahadap kebawah

10) Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Jika mulut tetap tidak mau tertutup, tempatkan gulungan handuk dibawah dagu agar mulut tertutup. Tempatkan bantal dibawah kepala

11) Lepaskan perhiasan dan barang berharga dihadapan keluarga. Pada umumnya, semua cincin, anting, gelang,dan ain-lain dilepas dan ditempatkan pada tas plastik tempat barang berharga. Termasuk kacamata,kartu, surat, kunci, barang religi. Beri label identitas

12) Jaga keamanan barang berharga pasien. Ikuti peraturan RS untuk disposisi (penyerahan) barang berharga. Jangan meninggalkan barang berharga. Tempatkan di kantor perawat sampai dapat disimpan ditempat yang lebih aman atau diserahkan pada keluarga. Jika memungkinkan, keluarga dianjurkan untuk membawa pulang semua barang milik pasien sebelum pasien meninggal

13) Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area tubuh yang terdapat kotoran seperti darah, faeses atau muntahan. Jika kotoran terjadi pada area rectum, uretra atau vagina, letakkan kassa untuk menutup lubang dan rekatkan dengan plester untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut. Setelah kematian, spingter otot relaks, menyebabkan inkontinensia faeses dan urine

14) Rapikan rambut dengan sisir rambut

15) Rawat drainage dan tube yang lain. Jika akan dilakukan otopsi, tube pada umumnya dibiarkan pada badan,ambil botol drainage atau bag dari tube dan tekuk tube, ketika dilakukan otopsi, tube diambil. Pastikan balon sudah dikempiskan sehingga tidak melukai jaringan tubuh selama pengambilan.

16) Ganti balutan bila ada balutan. Balutan yang kotor harus diganti dengan yang bersih. Bekas plester dihilangkan dengan bensin atau larutan yang lain sesuai dengan peraturan RS

17) Pekaikan pakaiana yang bersih untuk diperlihatkan pada keluarga. Jika keluarga meminta untuk meihat jenazah, tempatkan pada posisi tidur., supinasi, mata tertutup, lengan menyilang diabdomen. Rapikan tempat tidur seperti setelah mandi

18) Beri label identifikasi pada jenazah. Label identitas dengan nama, umur dan jenis kelamin, tanggal, nomor RS, nomor kamar dan nama dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatkan label identitas pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada dada depan pasien

19) Letakkan jenazah pada kain kafan sesuai dengan peraturan RS. Ikatkan kassa/perban atau pengikat yang lain dibawah dagu dan sekitar kepala untuk menjaga agar dagu tetap tertutup.

Juga, ikat pergelangan tangan bersama menyilang diatas abdomen untuk menjaga lengan jatuh dari brankart ketika jenazah diangkut kekamar jenazah. Letakkan jenazah pada kain kafan, lipat bagian 1 ke bawah menutup kepala, diikuti bagian 2 keatas menutup kaki, lipat bagian 3 dan 4. peniti atau plester diperlukan untuk menjaga kain kafan pada tempatnya

20) Beri label pada bagian luar. Tag identifikasi dipenitikan pada bagian luar kain kafan. Mengisi lengkap formulir jenazah (nama, jenis kelamin, tanggal/jam meningga, asal ruangan, dan lain)

21) Pindahkan jenazah kekamar jenazah. Beberapa RS membiarkan jenazah dikamar sampai petugas kamar jenazah mengambilnya. Pindahkan jenazah secara perlahan dari brankart. Tutup jenazah dengan kain. Pada beberapa RS, bagian wajah dibiarkan tetap terbuka, pada RS yang lain, pada wajah perlu ditutup. Ikat jenazah dengan pengikat brankat pada bagian dada dan lutut. Pengikat untuk mencegah jenazah jatuh, tapi tidak boleh terlalu kuat sehingga dapat menyebabkan lecet

22) Membereskan dan membersihkan peralatan dan kamar pasien

22) Melepaskan sarung tangan

23) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih

24) Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan. Catat waktu dan tanggal jenazah diantar kekamar jenazah. Lakukan pencatatan apakah barang berharga disimpan atau diserahkan pada keluarga

d. Hal yang diperhatikan :

1) Berikan barang-barang milik pasien kepada keluarga atau bawa barang tersebut kekamar jenazah. Jika perhiasan atau uang diberikan kepada keluarga, pastikan ada petugas/perawat lain yang menemani. Minta tanda tangan dari anggota keluarga yang sudah dewasa untuk verifikasi penerimaan barang berharga atau status dimana perhiiasan masih ada dipasien

2) Berikan support emosional kepada keluarga yang ditinggalkan dan teman dan kepada pasien lain yang sekamar

3) Mengangkat jenazah dilakukan secara perlahan untuk mencegah lecet dan kerusakan kulit

 


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pasien krisis adalah perubahan dalam proses yang mengidentifikasikan hasilnya sembuh atau mati. Karakteristik Situasi Krisis ada 3 macam, yaitu Krisis Maturasi / Krisis perkembangan, Krisis situasional, dan Krisis Sosial.

Hampir meninggal (Near Missed) merupakan keadaan dimana pasien mengalami gangguan fungsi organ apabila tidak mendapatkan perawatan intensif dapat menyebabkan kematian (meninggal). Terdapat karakteristik Near Missed salah satunya adalah nafas terdengar kasar / menggorok.

Adapula perawatan pada jenazah, pertama persiapan peralatandan perlengkapan, tatacara pelaksanaan merawat Jenazah dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengurusan Jenazah.

3.2 SARAN

Didunia ini terdapat berbagai macam kehidupan, ada yang kehidupannya baik-baik saja (normal) dan ada juga sebaliknya. Hanya saja kita harus pandai mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT., kepada diri kita dan tidak perlu memandang/ melihat-lihat apa-apa yang ada pada orang lain. Karna belum tentu yang orang lain miliki (inginkan) tidak ada padamu, pasti hal itu ada dalam dirimu, hanya saja kamu tidak menyadari betapa besar kelebihan yang kamu miliki. Semisalnya dalam hal kesehatan yang kamu miliki.

 


DAFTAR PUSTAKA

Eko W. Nurul, S. ST, M.Kes & Sulistaini Ardiani, S.ST (KDPK Kebidanan)

Dahlan . Y. M. Al-Barry, Atmalia Yustina, S. Kp, dan Usman A. Rahman (2001) Kamus Istilah Medis

Siregar . Nurhalimah (2016) Pemeriksaan Keadaan Umum Pasien (Blogger)

Yulianingtias. Andini (2012) Menangani Klien yang Mengalami Kritis (Blogger)

Dahlan A. Kasrida, S. ST & Umrah A. St (2013) Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan (KDPK


Tidak ada komentar:

Posting Komentar